Akidah  

7 Jerat Setan Halangi Taubat

7 Jerat Setan Halangi Taubat 7 jerat setan halangi taubat e1664732378897
7 Jerat Setan Halangi Taubat

PORTALISLAM.CO.ID – Al-Hamdulillah, semua puji punya Allah, Rabb alam semesta. Shalawat dan salam atas Rasulillah -Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan beberapa teman dekatnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah engabarkan jika setan ialah lawan riil untuk Bani Adam. Lawan, tentu inginkan terburukan dan keruntuhan untuk rivalnya. Begitu setan, tidak ikhlas Anak Adam ada di atas jalan kebaikan yang bawa ke peruntungan. Kebalikannya, dia selalu membisiki manusia untuk melakukan perbuatan terburukan dan kemungkaran supaya menjumpai kecelakaan. Maksudnya, supaya syetan mempunyai rekan sebanyaknya di neraka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Faathir: 6)

Bila sanggup, dia akan jerat manusia dengan kekufuran. Bila tidak berhasil, dia jeratkan kebid’ahan. Bila bisa lolos, dia jerat manusia dengan dosa-dosa besar. Bila gagal, dia persiapkan dosa-dosa kecil yang disepelekan untuk ditangani. Jika terlepas , dia persiapkan kasus mubah yang dapat melalaikan dari beribadah. Bila manusia masih tahan , dia jerat dengan amal fadhilah untuk tinggalkan yang paling utama. Bila manusia masih istiqomah, karena itu setan bisikkan ke penganutnya dari kelompok kuffar dan musyrikin, untuk menindas dan menganiaya umat Islam.

Bila sanggup, dia akan jerat manusia dengan kekufuran. Bila tidak berhasil, dia jeratkan kebid’ahan. Bila bisa lolos, dia jerat manusia dengan dosa-dosa besar. Bila gagal, dia persiapkan dosa-dosa kecil yang disepelekan untuk ditangani. Jika terlepas , dia persiapkan kasus mubah yang dapat melalaikan dari beribadah. Bila manusia masih tahan , dia jerat dengan amal fadhilah untuk tinggalkan yang paling utama. Bila manusia masih istiqomah, karena itu setan bisikkan ke penganutnya dari kelompok kuffar dan musyrikin, untuk menindas dan menganiaya umat Islam.

7 Jerat Setan Halangi Taubat

Pada orang yang telah terperosok ke lembah kemaksiatan dan ingin keluar darinya, Setan tidak tinggal diam. Ia memakai beragam langkah tipu tipu daya dan talbis supaya mereka masih tetap dalam lembah maksiat. Kadang syetan memikat dengan memberikan hati jika dianya benar-benar kotor, dosanya bertumpukan dan tidak terampuni.

Kadang-kadang Setan membisikkan tipuan jika Allah Mahapenerima taubat dan Mahapengampun, kapan pun bertaubat Allah selalu buka pintu-Nya. Pada akhirnya dia melihat gampang permasalahan taubat, menggampangkannya, dan menunda-nundanya sehingga dia tidak pernah bertaubat karena ajal dulu jemput. Berikut perincian bujukan syetan supaya menusia jauh dari taubat:

1. Tazyin, yakni syetan menghias (jadikan cantik) tindakan maksiat yang dilakukan, menjadikan cinta ke maksiat itu, memisahkannya dari ketaatan dan memperlihatkan sulit dan beratnya taubat.

2. Talbis, yakni syetan menipu manusia dengan jadikan yang haram seperti halal, yang mungkar kelihatan ma’ruf, batil seakan hak hingga dia tidak keluar tindakan itu.

3. Taswif, yakni menahan-nahan taubat hingga maut jemput. Langkah menyembuhkannya dengan beberapa ingat kematian dan musibah. Misalkan: banyak anak-anak yang terlebih dahulu mati saat sebelum yang tua, yang sehat saat sebelum yang sakit.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu hibban)

4. Meremehkan maksiat. Syetan menggodanya dengan mengatakan; “dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini.”

Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu berkata:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ

“Sesungguhnya seorang mukmin dalam melihat dosanya, seolah-olah ia berada di bawah gunung, yang takut akan menimpanya. Dan sungguh seorang fajir melihat dosanya seperti lalt yang hinggap di hidungnya, lalu ia berkata seperti ini, maka lalat itupun terbang.” (HR. Al-Bukhari no. 5833; al Tirmidzi no. 2421; Ahmad no. 3446)

Artinya, ia memandang sepele dosanya. Dia percaya dosanya tidak datangkan bahaya yang besar, seperti dia menyepelekan lalat. Hingga dia berasa gampang menghilangkan.

5. Berasa susah istiqamah dalam ketaatan sesudah taubat. Sebenarnya taubat menuntut keistiqamahan pada ketaatan, dan istiqamah berasa sangat berat untuk jiwa. Saat rasa berat ada, syetan membisikkan supaya ia berputus harapan, lalu tinggalkan ketaatan dan kembali lakukan kemaksiatan-kemaksiatan.

6. Berputus harapan, yakni dengan memberikan hati dosanya telah kebanyakan, hingga rasa ngerinya tutupi rasa raja’ (harap)-nya ke ampunan dan karunia Allah. Lantas syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan jika dosanya tidak diampuni, taubatnya tidak diterima karena jumlahnya dosa yang sudah dia kerjakan. Pada akhirannya, dia berputus harapan dari Karunia Allah. Dan rasa patah semangat ini ialah dosa tertentu yang menambahkan dosa yang sudah kemarin.

Langkah menanganinya, selalu harus ingat luasnya karunia Allah dan besar ampunan-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

“Hai anak Adam, sungguh selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampunimu sebanyak apapun dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, kalau seandainya dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau beristighfar kepada-Ku, akan aku ampuni dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, sungguh kalau kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam kondisi tidak melakkan syirik, pasti aku akan mendatangkan ampunan sebanyak itu juga.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

7. Tertipu dengan adanya banyak aktor maksiat (berserikat dengan aktor kemaksiatan). Seperti orang yang bersama lakukan pencurian, perampokan atau pembunuhan, lalu dijatuhi hukuman bersama juga. Dia berasa dosa tindakan itu akan dipisah dengan kelompoknya hingga masing-masing memperoleh sisi dosa yang sedikit.

Kadang karena dosa ini dilaksanakan bersama hingga memunculkan rasa senang dengan dosa itu. Seperti korupsi bersama, mengambil bersama, menjarah bersama atau berzina bersama. Orang yang berbangga dengan tindakan dosa susah diharap bertaubat dan kesalahnnya tidak diampuni. Wallahu A’lam.

Tinggalkan Balasan