PORTALISLAM.CO.ID – Gelagat Presiden Joko Widodo yang mencalonkan diri sebagai calon presiden tak terlepas dari restu Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, mengungkapkan hal tersebut saat diwawancara oleh Kantor Berita Politik RMOL, pada Sabtu (11/3).
“Meski Megawati memiliki hak prerogatif, namun saat ini dia sedang bimbang dalam memilih antara anak dan kader,” ujar Efriza.
Efriza menjelaskan bahwa saat ini Megawati belum memberikan keputusan yang pasti. Hal ini disebabkan adanya perpecahan di internal PDIP. Di satu sisi, ada kader yang mendukung putrinya, Puan Maharani, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR RI. Di sisi lain, ada juga kader yang memilih untuk mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Namun, Efriza menilai bahwa Megawati memiliki kekuatan yang sangat besar di dalam PDIP dan tidak ada yang dapat menandinginya, terutama bagi Jokowi agar bisa mewujudkan rencana politiknya di Pilpres 2024.
“Oleh karena itu, Jokowi menyadari bahwa tidak ada elite partai lain yang seimbang dengan Megawati, sehingga dia mulai menunjukkan sikap dalam memilih calon presiden bersama Ganjar,” jelas Efriza.
Sikap ini ditunjukkan oleh Jokowi saat bersama-sama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara panen raya di Desa Lajer, Kebumen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Dalam hal ini, Jokowi mengirim sinyal bahwa Puan tidak lagi masuk dalam daftar calon presiden yang potensial untuk diusung. Langkah ini dilakukan untuk memberikan tekanan pada Megawati dan mendapatkan perhatiannya,” tambah Efriza.
Berita dan Artikel yang lain di Google News