Anies Siap Jadi Presiden
Tidak ada yang lebih sadar diri dibanding Surya Paloh. Tidak seperti partai yang lain gemar sekali mempropagandakan kadernya untuk jadi capres. Surya Paloh tidak begitu. Ia malah mengumumkan Anies Baswedan, yang notabene bukan kader partai mana saja.
Coba kita mundur sedikit ke belakang, menyaksikan DNA politik Anies Baswedan…
Bersama Sultan Hamengku Buwono X, Syafii Maarif, Khofifah Indarparawansa, Siswono Yudohusodo, Ferry Mursyidan Baldan, Syamsul Mua’rif, Enggar Tyasto Lukito dan Surya Paloh, pada 1 Februari 2010, Anies Baswedan bergabung sebagai pendiri sebuah Organisasi masyarakat namanya Nasional Demokrat.
Organisasi masyarakat berikut, yang 2 tahun selanjutnya jadi cikal akan berdirinya Partai Nasdem. Nasdem dideklarasikan pada 11 November 2011.
Apa Anies Baswedan haus kedudukan? Barusan ingin usai sebagai Gubernur Jakarta, ingin berlanjut ke Presiden?
Terang iya. 27 Agustus 2013, ialah pertama kalinya Anies Baswedan masuk ke politik ringkas. Tidak main-main, dia segera daftarkan diri sebagai peserta dalam pakta Calon presiden dari Partai Demokrat.
Jadi Presiden bukan mimpi Anies Baswedan tempo hari sore. Ia telah berniat semenjak 9 tahun lalu saat ikuti pakta Partai Demokrat. Bila haus kedudukan ialah langkah untuk membenahi bangsa ini, apa yang keliru dengan Anies Baswedan?
Masuk politik ya seperti Anies Baswedan dan Surya Paloh demikian, yang wajar-wajar saja. Tak perlu anti-pati sama dengan yang kelihatan memburu kekuasaan, wong ya itu persyaratan mutlak untuk membuat peralihan rasio negara.
Masuk politik ya ndhak dapat mung (cuma) berbicara putih hitam tegak lempeng saja, njungkel kelak.
Cara Anies Baswedan terima pinangan Nasdem telah tepat. Ingat ia punyai DNA ormasnya dahulu. Keperluan pendulang suara di kelompok nasionalis dan tengah harus semakin banyak dibuat. Suara partai islam kanan yang banyaknya tidak terlalu besar itu, diamkan saja mengucur alami. Kelak terakhir ikut juga ndukung sendirinya.
Oleh: Ale Ikhwan Jumali