Bacaan Zikir Setelah Shalat

Bacaan Zikir Setelah Shalat bacaan zikir setelah shalat

PORTALISLAM.CO.ID – Seorang dituntut supaya melakukan sholat seperti salatnya Nabi sesuai sabdanya, “Sholluu Kamaa Roatumuuni Usholli” (salatlah kalian seperti kalian menyaksikan saya sedang sholat). Karena beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kerjakan zikir bila sudah usai sholat, karena itu kita melakukannya, walau tidak sanggup sedetail beliau.

Zikir-zikir yang dibaca Nabi saw tiap usai sholat banyak, baik yang diriwayatkan dengan sanad yang dhaif/kurang kuat atau yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih (kuat). Adapun zikir-zikir yang diriwayatkan dengan sanad yang shahih itu salah satunya ialah seperti berikut:

1. Membaca ‘Istighfar’ (Astaghfirullah/Saya minta ampunan ke Allah 3x dan membaca, ‘Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi’ (Ya Allah Engkaulah Dzat Yang Selamat dari kekurangan dan cacat dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Suci Kamu wahai Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Prima).

Hal tersebut sesuai hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Tsauban ra, ia berbicara,”Rasulullah saw jika usai sholat membaca Istighfar 3x dan membaca, ‘Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroomi’.” (Ya Allah, Engkaulah Dzat Yang Selamat dari kekurangan dan cacat dan dari Engkaulah keselamatan itu, Maha Suci Kamu wahai Dzat Yang Maha Kaya dan Maha Prima).

2. Membaca zikir ini: “Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qodiir” (Tidak ada Tuhan selainnya Allah, Maha Esa Allah, Tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya semua puji dan Ia Maha Kuasa atas segala hal) dan membaca,”Allahumma laa maani’a limaa ‘a’thaita walaa mu’thia limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.”

Hal tersebut sesuai hadis dari al-Mughirah bin Syu’bah ra, sesungguhnya Nabi saw membaca zikir tiap usai sholat fardhu,”Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala-ala kulli sya’in qodiir” (Tidak ada Tuhan selainnya Allah, Maha Esa Allah, Tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya semua puji dan Ia Maha Kuasa atas segala hal) “Allahumma laa maani’a limaa ‘a’thaita walaa mu’thia limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu’ (Ya Allah tidak ada orang yang merintangi pada apa yang sudah Kamu beri dan tidak ada orang yang memberikan pada apa yang sudah Kamu rintangi dan kekayaan orang yang kaya itu tidak bisa selamatkan ia dari siksa-Mu)” (HR al-Bukhari dan Muslim).

3. Membaca Tasbih 33 kali, Tahmid 33 kali dan Takbir 33 kali, lalu pada perhitungan keseratus membaca,”Laa ilaha illallohu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qadiir.”

Hal tersebut sesuai hadis dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa membaca tasbih (Subhaanallahi) 33 kali, tahmid (Alhamdulillahi) 33 kali dan takbir (Allahu Besar 33 kali) tiap usai sholat, perhitungan itu sejumlah 99, dan ia membaca pada hitugan keseratus ‘Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala-ala kulli sya’in qodiir’ (Tidak ada Tuhan selainnya Allah, Maha Esa Allah, Tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya semua puji dan Ia Maha Kuasa atas semua sesuatu), karena itu diampunilah semua dosa-dosanya, sekalinya sekitar buih air laut.” (HR Muslim, dan pada kisah lainnya, takbir itu sekitar 34 kali)

4. Membaca zikir/do’a sama seperti yang diriwayatkan Sa’d bin Abi Waqqash untuk meminta pelindungan ke Allah SWT dari kekikiran, karakter penakut, usia yang nista/pikun, fitnah dunia dan fitnah pendam.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra, jika Rasulullah saw meminta pelindungan ke Allah setiap usai sholat dengan bacaan “Allahumma inni a’udzu bika minal bukhli (Ya Allah sebenarnya saya meminta pelindungan kepada-Mu dari kekikiran) wa a’udzu bika minal jubni (dan saya meminta pelindungan kepada-Mu dari karakter penakut) wa a’udzu bika min an urodda ilaa ardzalil umri (dan saya meminta pelindungan kepada-Mu supaya tidak dibalikkan ke usia yang nista/pikun) wa a’udzu bika min fitnatid dunya (dan saya meminta pelindungan kepada-Mu dari fitnah yang ada di bumi ini) wa a’udzu bika min adzaabil qobri (dan saya meminta pelindungan kepada-Mu dari siksa pendam).” (HR al-Bukhari).

5. Membaca zikir/doa,”Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika’. Ini sesuai hadis Muadz bin Jabal, jika Rasulullah saw berbicara padanya,”Saya berwasiat padamu wahai Muadz, jangan sampai Kamu betul-betul tinggalkan setiap usai sholat membaca, ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika’ (Ya Allah anugerahkanlah bantuan kepadaku untuk mengingat-Mu, mengucapkan syukur kepada-Mu dan melaksanakan ibadah yang bagus kepada-Mu).” (HR Ahmad, Abu Daud dan an-Nasa’i dengan sanad yang kuat).

6. Membaca ayat Bangku, yakni surah Al-Baqarah ayat 255,”Allahu laa Ilaaha Illa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fis samaawaati wamaa fil ardhi, mandzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illa bi idznihi, ya’lamu maa baiina aidiihim wamaa kholfahum, walaa yuhiithuuna bisyain min ‘ilmihi illa bimaa syaa’a, wasi’a kursiyyuhus samaawati wal ardho wa laa yauduhu hifdzuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adziim’.

(Allah, tidak ada Tuhan [yang memiliki hak disembah] tetapi Ia, Yang Hidup Abadi kembali terus-terusan mengurusi [makhluk-Nya], tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang telah ada di langit dan apa yang telah ada di bumi. Tidak ada yang bisa memberikan syafaat disebelah Allah tanpa ijin-Nya. Allah ketahui apapun yang di depan mereka dan ada di belakang mereka, dan mereka tidak ketahui apapun dari pengetahuan Allah tetapi apa yang diinginkan-Nya. Bangku Allah mencakup langit dan bumi. Dan Allah tidak berasa berat memiara ke-2 nya, dan Allah Maha Tinggi kembali Maha Besar).

Hal tersebut sesuai hadis dari Umamah ra, Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa membaca ayat Bangku setiap usai sholat, jadi tidak akan merintangi ia masuk surga terkecuali ia tidak mati (tujuannya, ia tentu masuk surga).” (HR an-Nasa’i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban, at-Thabarani menambahnya ‘qulhuwallahu ahad’ (yaitu dan membaca surah Al-Ikhlash) ).

Sumber: Subulus Salaam, Muhammad bin Isma’il ash-Shan’ani

Tinggalkan Balasan