PORTALISLAM.CO.ID – Satu opsi upaya agar harga BBM turun bahkan lebih rendah dari sebelum dinaikkan oleh Jokowi adalah Jokowi turun. Turunnya Jokowi dari jabatan Presiden akan diikuti oleh turunnya harga BBM dan juga harga-harga barang yang sudah terlanjur naik akibat ulah rezim.
Jokowi tak pernah memberikan keceriaan ke rakyat. Kepimpinannya penuh keributan dan penekanan pada kenyamanan hidup rakyat. Boro-boro tingkatkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Jokowi tidak berhasil dan tidak sanggup memikul amanah. Meningkatkan harga BBM ialah bentuk dari ketidakbecusan. Kalaulah dengan tekanan rakyat mau tak mau Pemerintahan turunkan harga BBM karena itu itu juga tidak menuntaskan permasalahan bangsa. Pembenahan harus diawali dengan turunnya Jokowi. Dia harus lengser keprabon baik dengan kesadaran sendiri atau lewat proses pelengseran.
Meningkatkan harga BBM cuma sisi dari langkah kerja yang tidak professional, tutup lobang keduk lobang dan kriminil. BBM jadi alat main-mainan untuk menggendutkan oligarki, memerah rakyat, dan perlakuan pemberontakan seorang Presiden. Menginjak-injak Konstitusi dan tidak perduli pada inspirasi rakyat di kehidupan berdemokrasi.
Turunnya Jokowi ialah kebahagiaan rakyat Indonesia. Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebagai paket pasangan sebaiknya turun juga. Dia tidak mempunyai kekuatan untuk pimpin negara. Sekarang status dan peranannya cuma untuk asesori semata-mata yang tidak memberikan arti berarti untuk jalannya pemerintah.
Perlu kepimpinan fresh yang sanggup menggerakkan keterlibatan semua rakyat untuk membuat bersama negara dan bangsa. Tidak ada figure di cabinet Jokowi sekarang ini yang patut dan “qualified” untuk memikul amanah peralihan itu. Presiden dan Cabinet memang jelek.
Kepimpinan fresh yang gantikan pasti bisa berbasiskan pakta ketatanegaraan. Memberikan mashlahat dalam peranan transisional ke arah rekondisi azas kedaulatan rakyat. Koreksi skema pemerintah Jokowi yang sudah lakukan pembusukan politik (political decaying). Menghancurkan aturan demokrasi.
Benar untuk mengembalikan negeri ini perlu cara yang setahap. Tetapi tingkatan awalnya dan paling penting ialah turunnya Jokowi dari kedudukan Presiden. Sejauh dia masih tetap memerintah, karena itu susah untuk lakukan pembenahan. Terhitung masalah harga BBM. Bila Jokowi mau tak mau turunkan kembali harga BBM karenanya tidak membenahi kondisi. Masih kebanyakan permasalahan yang lain sebagai beban rakyat.
Kebalikannya bila Jokowi yang turun dari kedudukan, karena itu harga BBM akan turut turun. Pemerintah baru berpeluang untuk memulai mengatur jadwal berkebangsaan dan kenegaraan dengan support optimal rakyat.
Pada harga BBM turun karena itu diprediksikan harga-harga akan turun juga. Lantas penegakkan hukum dilaksanakan secara stabil dengan memberantas beragam mafia yang tumbuh, berkembang dan jadi warna kabur dari Pemerintah Jokowi.
Tidak ada alternatif lain untuk jadwal menekan selainnya Jokowi turun atau di turunkan. Harga BBM naik ialah bukti jika Jokowi sudah tidak berhasil dan tidak sanggup kembali untuk memikul amanah. BBM antar Jokowi turun.
M. Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 11 September 2022