Makna Aqidah dan Urgensinya sebagai Landasan Agama

Makna Aqidah dan Urgensinya sebagai Landasan Agama makna aqidah dan urgensinya sebagai landasan agama

PORTALISLAM.CO.ID – Makna akidah secara etimologi ialah seperti berikut. Akidah datang dari kata ‘aqd yang memiliki arti pengikatan. A’taqattu kadza maknanya ‘saya beritikad begini’. Tujuannya, saya mengikat hati pada hal itu. Akidah ialah apa yang dipercaya oleh seorang. Bila disebutkan, ‘Dia memiliki akidah yang betul’, memiliki arti akidahnya bebas dari kebimbangan.

Akidah sebagai tindakan hati, yakni keyakinan hati dan justifikasinya ke suatu hal.sebuah hal.

Adapun arti akidah secara syara ialah seperti berikut. Yakni, iman ke Allah, beberapa malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, beberapa rasul-Nya, dan ke hari akhir, dan ke qadar yang bagus atau yang jelek. Ini disebutkan sebagai rukun iman.

Syariat terdiri jadi dua: itiqadiyah dan amaliyah. I?tiqadiyah ialah beberapa hal yang tidak terkait dengan tata langkah amal, seperti i’tiqad (keyakinan) pada rububiyah Allah dan kewajiban melaksanakan ibadah kepada-Nya, beritikad pada rukun-rukun iman lainnya. Ini disebutkan ashliyah. Betul dan rusaknya amaliyah bergantung dari betul dan rusaknya i’tiqadiyah.

Karena itu, akidah yang betul ialah dasar untuk bangunan agama dan sebagai persyaratan syahnya amal. Hal tersebut seperti firman Allah SWT (yang artinya),”Siapa saja berharap pertemuan dengan Tuhannya, karena itu sebaiknya dia kerjakan amal yang saleh, dan jangan sampai dia mempersekutukan seorang juga dalam melaksanakan ibadah ke Tuhannya.” (Al-Kahfi: 110).

“Dan, sebenarnya sudah diwahyukan padamu dan keada (nabi-nabi) yang sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), pasti akan hapuslah amalmu dan pastilah kamu terhitung or-or yang merugi’.” (Az-Zumar: 65).

“Karena itu, sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingat-ingatlah, cuma milik Allahlah agama yang bersih (dari syirik).” (Az-Zumar: 2-3).

Ayat-ayat di atas dan yang seirama, yang banyaknya banyak, memperlihatkan jika semua amal tidak diterima bila tidak bersih dari syirik. Karena itu, perhatian Nabi saw. yang pertama kalinya ialah pelurusan akidah. Dan, hal pertama kali yang didakwahkan beberapa rasul ke umatnya ialah menyembah Allah semata-mata dan tinggalkan semua yang dituhankan selainnya Ia. Allah SWT berfirman,”Dan, sebenarnya Kami sudah mengutus rasul setiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan hindarilah thaghut itu.” (An-Nahl: 36).

Dan, di awal ceramahnya tiap rasul selalu ucapkan,”Wahai kaumku, sembahlah Allah, sesekali tidak ada Tuhan buatmu selain-Nya.” (Al-A’raf: 59, 65, 73, 85).

Pengakuan itu diucap oleh Nabi Nuh, Hud, Saleh, Syuaib, dan semua rasul a.s. Sepanjang 13 tahun di Mekah-sesudah bi’tsah-Nabi saw. ajak manusia ke tauhid dan pelurusan akidah, karena hal tersebut sebagai dasar bangunan Islam. Beberapa dai dan beberapa pelurus agama dalam tiap periode sudah ikuti tapak jejak beberapa rasul dalam berdakwah. Hingga, mereka mengawali dengan ceramah ke tauhid dan pelurusan akidah. Kemudian mereka ajak ke semua perintah agama lainnya.

Sumber: Kitab Tauhid 1 terbitan Yayasan Al-Sofwa, terjemahan dari At-Tauhid Lish-Shaffil Awwal al-‘Aliy, Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan.

Tinggalkan Balasan