Setiap Syariat Mengandung Kebaikan

Setiap Syariat Mengandung Kebaikan setiap syariat mengandung kebaikan

PORTALISLAM.CO.ID – Mengapa kita berpuasa di bulan Ramadhan? Tentu sepakat bahwa Ramadan adalah perintah Allah SWT melalui firman-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu“. (QS. Al-Baqarah: 183)

Saat Allah SWT memutuskan satu kewajiban, pasti itu bukanlah hal sebagai beban untuk manusia. Puasa Ramadan bisa dibuktikan baik untuk badan ini diambil dari alodokter.com menerangkan ada beberapa faedah puasa untuk kesehatan, dimulai dari turunkan berat tubuh, mempertahankan kesehatan jantung, sampai memiara kesehatan psikis. Ini karena satu diantaranya puasa bisa tingkatkan metabolisme badan.

Ya, puasa Ramadan yang ditempuh sekarang ini tidak mencelakakan, menyengsarakan kita, malah Ramdan memberi faedah ke kita. Saat Allah Swt membuat manusia, Allah paling pahami mengenai makhluk ciptaan-Nya. Karena itu tersebut, syariah apa saja yang diturunkan Allah insyaallah akan datangkan kebaikan, keberkahan dan kesehatan. Seperti Allah Swt berfirman “dan berpuasalah, itu lebih bagus buatmu bila kamu ketahui (QS: Al-Baqarah :5).

Karena itu jika syariat berpuasa saja banyak sekali kebaikan, apa lagi syariat lainnya. Ini juga dikatakan oleh Syekh Muhammad Ismail dalam kitabnya “Fikrul Islam” menjelaskan aturan “Dimanapun ada syariah karena itu di situ ada manfaat”.

Syariat Islam sebaiknya digerakkan, tanpa memisah atau dipikirkan lebih dulu.

Sebagaimana Allah Swt berfirman, “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki mukmin dan perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (lain) bagi mereka tentang urusan mereka.” (QS: Al Ahzab: 36).

Al-Qur’an sebagai tutorial hidup manusia mempunyai ketentuan komplet yang atur semua faktor kehidupan. Syariat Islam dalam Al-Qur’an ada yang atur jalinan manusia dengan Allah SWT (Hablum minallah) seperti, akidah dan beribadah. Seperti Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110)

Begitu pun syariat dalam mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri meliputi akhlak, makan, minum dan pakaian. Dalam urusan makan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188)

Sementara hubungan manusia sesamanya syariat mengatur dalam urusan mu’amalat dan uqubat. Seperti dalam mua’amalat jual beli Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275).

Semua syariat itu mengambil sumber dari Allah SWT, Yang Maha Ketahui makhluk ciptaan-Nya seyogianya kita sami’na wa atho’na (kami dengar dan kami patuh) tanpa tetapi, tanpa kelak.

Seyogianya keimanan ke Allah, Rasul dan nabi, Al-Qur’an, malaikat, hari akhir dan ke qodho dan qodar, jadikan kita tidak membandingkan-bedakan satu ayat dengan ayat lainnya, tapi menjalankannya secara kaffah. Allah Swt Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat ke 208, yang maknanya, “Hai beberapa orang yang memiliki iman masuk kamu ke Islam secara kaffah …”

Karena itu, tiap perintah dan larangan-Nya akan bawa kebaikan dan keberkahan untuk umat manusia, tidak patut kita pilih kasih syariat yang sudah Allah tentukan, sebagai wujud resiko keimanan. Wallahu a’lam.

Hani Handayani, Muslimah tinggal di Banyuasin, Sumsel.

Tinggalkan Balasan