PORTALISLAM.CO.ID – Terungkap sangkaan saluran dana dari jaringan mafia judi online yang diperhitungkan terkait dengan Ferdy Sambo, terdakwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dikutip TribuneWow.com, jaringan yang dikenali bernama Konsorsium 303 itu diperhitungkan banyak menggulirkan dana ke pelaku-oknum polisi.
Salah satunya ialah mereka yang sudah terima ancaman dan akan jalani sidang komisi kaidah Polri (KKEP).
Disebut jika faksinya secara terbatas mendapat daftar bujet itu untuk program AIMAN di KOMPASTV.
Tetapi, neraca keuangan ini tidak bisa divalidasi kebenarannya dengan jelas karena masih juga dalam penyelidikan faksi kepolisian.
Seperti dijumpai, sempat trending tersebar Grafik Konsorsium Ferdy Sambo yang mengikutsertakan si bekas Kadiv Propam Polri dengan beberapa bawahan dan pebisnis.
Terhitung Ferdy Sambo, sebagian orang yang disebutkan dalam grafik itu sekarang telah dihentikan tidak dengan hormat (PTDH).
Ternyata, beberapa polisi yang terbawa kasus Ferdy Sambo itu masuk ke daftar polisi yang terima saluran dana Konsorsium 303.
“Saya merasakan data jika banyak nama dari yang menerima uang Konsorsium ialah beberapa nama yang sekarang ini terserang kasus etik dan beberapa, bahkan juga telah disidang etik,” papar Aiman.
Neraca keuangan yang diterima team AIMAN memperlihatkan ada code cokelat yang mengarah pada beberapa pelaku polisi yang menerima dana.
Tidak cuma untuk penuhi ticket pesawat dan porsi bulanan, ada juga bujet besar untuk minuman sampai cerutu masing-masing yang menerima.
Bahkan juga, ada tambahan dana sampai beberapa ratus juta rupiah untuk beberapa petinggi polisi yang ke Eropa.
“Cerutu pada sebulan, misalkan, terdaftar sekitar Rp 70 juta lebih. Untuk minuman lebih dari Rp 50 juta. Sementara dana untuk petinggi polisi lakukan perjalanan ke Eropa Rp 560 juta,” kata Aiman.
Dalam bujet itu disebut juga pos-pos keuangan ganjil seperti Pospol Pluit dan kasus Rekening Medan.
“Adapula terdaftar Pospol Pluit Rp 10 Juta sampai Kontribusi Kasus Rekening Medan Rp 386 juta. Entahlah apa tujuan dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini.”
Secara keseluruhan, bujet itu memberikan laporan jika beberapa pelaku polisi memperoleh Rp 20 miliar tiap bulan.
“Keseluruhan neraca keuangan yang tercatat dari sangkaan Konsorsium 303 ke beberapa Pelaku Polisi ini, rerata Rp 20 miliar tiap bulannya,” pungkas Aiman.
Awalnya, Ketua IPW Sugeng Tegar Santosa mengungkit masalah jet individu yang dipakai oleh bekas Karo Paminal Div Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Saat itu Brigjen Hendra memakai jet individu untuk menjumpai keluarga Brigadir J di Jambi.
Berdasar info IPW, jet individu itu sebagai punya RBT yang disebut Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia.
“Judi online itu diperhitungkan mengongkosi sewa pesawat itu. Ada perusahaan sewa pesawat PT ACAM sewakan pesawat itu, diperkirakan dipakai oleh Brigjen Hendra,” tutur Sugeng di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (20/9/2022).
Sugeng mengeklaim mempunyai bukti bagaimana ada pelaku-oknum polisi yang lain yang keperluannya diongkosi oleh Konsorsium 303.
“Jangankan itu saja (Brigjen Hendra -red), banyak nama yang disebutkan memperoleh dana dari Konsorsium 303, berkaitan untuk beli cerutu, mengongkosi perjalanan ke luar negeri,” ungkapkan Sugeng.
Sugeng menjelaskan, bukti transaksi bisnis yang dipunyai IPW mencakup tanggal-tanggal dan dana.
Data 303 Dibocorkan Orang Dalam
Grafik Konsorsium 303 Kaisar Sambo yang mengikutsertakan terdakwa Ferdy Sambo, sampai sekarang masih jadi sorotan.
Dikutip TribuneWow.com, staff pakar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Muradi, menyangka jika data itu datang dari intern kepolisian.
Disamping itu, dia menyangka jika sepak-terjang Ferdy Sambo dan gerombolannya sebenarnya sudah dijumpai beberapa pejabat Polri.
“Jika saya dari seringkali tangkap (pernyataan), mereka (pimpinan Polri) tahu,” tutur Muradi diambil Kompas.com, Jumat (16/9/2022).
Muradi menjelaskan jika Polri sudah memakai sumber external di luar APBN untuk mengongkosi operasional organisasi.
Selainnya Polri, menjadi rahasia jika TNI lakukan praktek yang sama.
“Tetapi kan pada akhirannya selanjutnya jika saya konsep khusus dari organisasi kan 2. Sepanjang permodalan dipakai untuk organisasi, tidak untuk membuat bertambah diri, tidak untuk membuat bargaining, daya tawar politik, ini saya anggap tidak ada permasalahan,” kata Muradi.
“Yang ke-2 , dana itu selanjutnya dipakai cuma untuk beberapa hal yang karakternya timsi.”
Sejauh ini, Ferdy Sambo yang disebut bekas Kadiv Propam, tangani permodalan di luar APBN itu.
Dia juga menyangka kasus Brigadir J jadi stimulasi untuk faksi intern lain untuk membedah sepak-terjang barisan yang dipegang Sambo itu.
Karena itu ada grafik Konsorsium 303 Kaisar Sambo yang tampilkan jalinan Ferdy Sambo dengan bawahannya dan usaha gelap yang diperhitungkan mereka kerjakan.
“Data itu kan bukan diambil dari orang luar. Orang dalam. Data, grafik, itu dari dalam. Jauh sebelumnya saya bisa. Saya berasa mengapa intern memberi respon, karena telah jauh sangat menguasai dalam,” papar Muradi.
Muradi memandang jika kemampuan Ferdy Sambo masih mencekram kuat di kepolisian.
Ini kelihatan dari saat rekonstruksi di mana bisa diambil kesimpulan jika Ferdy Sambo masih mempunyai bekingan dari aparatur.
“Ucapkanlah pekan kemarin mereka masih berbicara (Ferdy Sambo dan kakak asuh), masih yang paling vulgar saat FS tidak mengaku tembak, dalam rekonstruksi untuk saya implisit ia masih mempunyai power. Masih tetap ada back up di sana (kepolisian),” ungkapkan Muradi.
“Saya mengharap (pengecekan) sentuh yang telah pensiun, karena ini jauh punyai power mengontrol FS, yang memberikan beliau (Ferdy Sambo pangkat) jenderal, dan saat sebelum (kakak asuh ini) pensiun menjadikan (Ferdy Sambo) Kadiv Propam, saya anggap itu perlu dikejar juga. ”
“Itu memerlukan cara cepat saat sebelum persidangan, point ke-3 barusan, menginvestigasi keterkaitan kakak asuh, apa turut serta atau mungkin tidak,” pungkasnya.